Tak mungkin bisa ku taklukkan megahnya malam.
Dari dahulu pagi
akan berakhir dengan malam.
Tak mungkin ku pungkiri hasrat di jiwa
ku.
Bahwasannya aku lagi menghampa.
Setelah berjuta asa ku
padamkan.
Dengan rintik-rintik hujan malam ini.
Berjuta
Bintang di langit.
Redup diam tak bersorak.
Tiada cahaya
menentramkan hati.
Kesedihan membongkar hati ini.
Suara
tangis perlahan mengisi keheningan ini.
Wahai
Rembulan,dengarkanlah…
Hanya engkau yang tertinggal disana.
Hati
ini sedih di tinggal kekasih hati.
Cinta telah pergi &
berpaling.
Temanilah aku agar ku bisa menjaga hati ini.
Semua
Terserah padamu aku begini adanya.
Ku tahu itu sulit bagimu.
Aku
bukan yang sempurna dari apapun itu.
Bila kau lihat iba, itulah
aku.
Namun ku tak mau untuk di kasihani.
Walaupun ku patut
dapat kata kasihan itu.
Biarkanlah aku dengan semua ini.
Karena
ku tahu ku tak layak dalam hal terindah ini.
Bukalah mata
hatimu.
Lihatlah cintamu diterpa badai.
Perselingkuhan
beruntai dibalik mata.
Mata itu adalah buta dgn cinta.
Pikirlah
dia tega membuat duka & derita.
Bukankah itu sudah nyata
bagimu cinta.
Rasakanlah hati nurani yg berkata, itu adalah benar.
Hal
yg benar itu akan dihinggapi banyak keraguan.
Haruslah kau tahu
itu.
Suatu hari nanti kau kan menyesal.
Waktu yang
kini menjawab cerita cinta.
Semua berlalu & pergi dari
sangkarnya.
Kesalahan itu tak dapat mengusir pergi kebenaran.
Pantasnya
hukuman itu menyiksa diri ini.
Cinta, bila ada keabadian di hati
mu…
Maka abadikan lah cinta ku.
Bersama waktu yang terus
berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar